Evaluasi Pendidikan



Evaluasi Pendidikan

Pendahuluan
            Dalam dunia pendidikan proses transfer keilmuan dari seorang pendidik kepada peserta didik merupakan hal yang sangat penting. Hal ini merupakan inti dari kegiatan pembelajaran yang tanpanya tidak akab terjadi kegiatan pembelajaran.
            Dalam sebuah proses pembelajaran diperlukan evaluasi guna mencapai hasil yang diharapkan. Evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.

A.    Pengertian Evaluasi
      Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa inggris, evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa arab, dijumpai istilah imtihan yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan. Selanjutnya evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.[1]
      Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan dalam untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat keputusan.[2]
      Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan pengukuran (meassurement). Pengukuran berarti perbandingan data kuantitatif dengan data kuantitatif lainnya yang sesuai dalam rangka mendapatkan nilai (angka). Dengan demikian, pengukuran berkenaan dengan masalah kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang diukur. Oleh sebab itu, dalam pengukuran diperlukan alat bantu tertentu.
      Pengukuran dalam pendidikan adalah usaha kondisi-kondisi objektif tentang sesuatu yang akan dinilai. Dengan demikian, antara evaluasi dengan pengukuran tidak bisa disamakan walaupun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Evaluasi akan lebih tepat jika didahului oleh proses pengukuran. Sebaliknya, pengukuran tidak akan berarti apa-apa jika tidak dikaitkan dengan proses evaluasi.
      Istilah lain yang erat hubungannya dengan evaluasi dan pengukuran adalah penilaian (assessment). Pada penilaian adalah bagian dari evaluasi yang lebih luas dari pada pengukuran. Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk secara kualitatif. Dengan demikian antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian memiliki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan.[3]
      Dari konsep evaluasi, penilaian, dan pengukuran, ada dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi sebagai berikut.
1.      Evaluasi merupakan suatu proses
            Artinya, dalam suatu pelaksanaan evaluasi mestinya terdiri atas berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian, evaluasi bukanlah hasil atau produk, melainkan rangakaian kegiatan.
2.      Evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai
            Artinya, berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai.[4]
      Istilah evaluasi dalam wacana keislaman tidak dapat ditemukan pedoman yang pasti, tetapi terdapat istilah-istilah tertentu yang mengarah pada makna evaluasi di atas.
1.      Al-Hisab; memiliki makna mengira dan menghitung.
2.      Al-Bala; memiliki makna cobaan dan ujian.
3.      Al-Hukm; memiliki makna putusan atau vonis.
4.      Al-Qadha; memiliki makna putusan.
5.      Al-Nazr; berarti melihat.[5]
B.     Unsur-unsur dan Objek Evaluasi
1.      Unsur-unsur Evaluasi
            Dalam konteks keislaman, jika QS. Al-Baqarah ayat 31-32 dihubungkan dengan kegiatan evaluasi, maka dapat dikemukakan beberapa unsur evaluasi sebagai berikut.
a.       Evaluator; yang dalam hal ini Allah merangkap sebagai evaluator sekaligus sebagai guru yang mendidik Nabi Adam a.s.
b.      Unsur yang dievaluasi; yang dalam hal ini adalah Nabi Adam a.s. yang juga sebagai murid yang mendapatkan pelajaran dari Allah.
c.       Materi yang dievaluasi; yang dalam hal ini adalah segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Allah kepada Nabi Adam a.s.
d.      Kesahihan hasil evaluasi; yang dalam hal ini adalah pengakuan dan penilaian yang jujur dari Malaikat yang mengakui kemampuan Nabi Adam, sebagai hasil didikan yang diberikan oleh Allah.
e.       Pengakuan terhadap hasil evaluasi; yang dalam hal ini para Malaikat menyatakan hormat dan apresiasi yang tinggi terhadap Nabi Adam a.s.[6]
2.      Objek Evaluasi
a.       Evaluasi Diri Sendiri (Self Evaluation/Introspeksi)
      Evaluasi terhadap diri sendiri adalah dengan mengadakan introspeksi atau perhitungan terhadap diri sendiri. Evaluasi ini tentunya berdasarkan kesadaran internal yang bertujuan meningkatkan kreativitas dan produktivitas (amal saleh) pribadi.
b.      Evaluasi Terhadap Orang Lain (Peserta Didik)
      Evaluasi terhadap orang lain, dalam hal ini peserta didik, merupakan bagian dari kegiatan pendidikan. Kegiatan ini merupakan sebuah keharusan, yang tentu harus bersifat objektif, segera, tidak dibiarkan berlarut-larut, dan menyeluruh sehingga peserta didik tidak tenggelam ke dalam kebimbangan, kebodohan, kezaliman, dan dapat melakukan perubahan secara cepat dan tepat ke arah yang lebih baik dari perilaku sebelumnya.[7]
C.     Fungsi dan Tujuan Evaluasi Dalam Pendidikan
      Menurut Ngalim Purwanto fungsi evaluasi dalam pendidikan dapat dikelompokkan ke dalam empat fungsi sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.
2.      Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
3.      Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK).
4.      Untuk keperluan pengambangan dan perbaikan kurikulum sekolah atau lembaga yang bersangkutan.[8]
      Sedangkan menurut Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, dalam rangka menerapkan prinsip keadilan, objektivitas, dan keikhlasan, evaluasi pendidikan bertujuan sebagaimana berikut.
1.      Mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum pendidikan.
2.      Mengetahui prestasi hasil belajar guna menetapkan keputusan apakah bahan pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.
3.      Mengetahui efektivitas pembelajaran.
4.      Mengetahui kelembagaan, sarana dan prasarana, dan efektivitas media yang digunakan untuk menetapkan keputusan yang tepat dan mewujudkan persaingan sehat dalam rangka berpacu dalam prestasi.
5.      Mengetahui sejauh mana muatan kurikulum telah dipenuhi dalam proses penbelajaran.
6.      Mengetahui alokasi pembiayaan yang dibutuhkan dalam berbagai kebutuhan pendidikan, baik secara fisik, maupun kebutuhan psikis.[9]
D.    Prinsip-prinsip Evaluasi
      Dalam melaksanakan evaluasi perlu diterapkan prinsip-prinsip sebagai berkut.
1.      Kontinuitas
            Evaluasi dilaksanakan terus menerus, baik pada proses pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran.
2.      Komprehensif
            Evaluasi dilakukan pada semua aspek-aspek kepribadian peserta didik, yaitu aspek pemahaman, sikap, kedisiplinan, tanggung jawab, dan sebagainya.
3.      Objektivitas
            Evaluasi dilakukan secara adil bukan secara subyektif. Artinya evaluasi berdasarkan keadaan sesungguhnya dan tidak dicampuri oleh hal-hal lain.
4.      Validas
            Evaluasi dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi, yaitu meliputi bidang-bidang tertentu yang ingin diketahui atau diselidiki.
5.      Relabilitas
            Pelaksanaan evaluasi dapat dipercaya. Artinya, memberikan evaluasi kepada peserta didik sesuai dengan tingkat kesanggupannya dan keadaan yang sesungguhnya.
6.      Efisiensi
            Evaluasi dilaksanakan secara cermat dan tepat sasarannya.
7.      Ta’abbudiyah dan Ikhlas
            Evaluasi dilakukan dengan penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah.[10]
E.     Jenis-jenis Evaluasi
1.      Evaluasi Formatif
            Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran dalam mata pelajaran tertentu.
2.      Evaluasi Sumatif
            Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam setengah semester, satu semester, atau akhr tahun untuk menentukan jenjang pendidikan berikutnya.
3.      Evaluasi Diagnostik
            Evaluasi Diagnostik adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil analisis keadaan belajar peserta didik meliputi kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan yang ditemui dalam pembelajaran.
4.      Evaluasi Penempatan
            Evaluasi Penempatan adalah evaluasi yang dilakukan sebelum peserta didik mengikuti proses pembelajaran untuk kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang diinginkan.[11]
F.      Teknik-teknik Evaluasi
      Ada dua teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu sebagai berikut.
1.      Teknik Tes
            Tes dapat dilakukan dengan tiga cara.
a.       Tes lisan; tes ini dilakukan secara verbal.
b.      Tes perbuatan; atau tes unjuk kerja adalah tes yang dilakukan dengan menjawab dengan menggunakan perbuatan, tindakan, atau unjuk kerja.
c.       Tes tertulis; tes yang dilakukan dengan cara tertulis baik pertanyaan maupun jawabannya.
2.      Teknik Bukan Tes
            Teknik ini dapat dilakukan dengan cara-cara/alat-alat seperti berikut.
a.       Wawancara dan interview; teknik ini dilakukan dengan menggunakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b.      Angket; angket adalah wawancara yang dilakukan secara tertulis.
c.       Pengamatan atau observasi; dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung.[12]
Penutup
            Evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.
            Ada dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi yaitu, Evaluasi merupakan suatu proses, Evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai,
            Istilah evaluasi dalam wacana keislaman tidak dapat ditemukan pedoman yang pasti, tetapi terdapat istilah-istilah tertentu yang mengarah pada makna evaluasi di atas yaitu Al-Hisab,A l-Bala, Al-Hukm, Al-Qadha, dan Al-Nazr.
            Dalam melaksanakan evaluasi perlu diterapkan prinsip-prinsip sebagai berkut. Yaitu Kontinuitas, Komprehensif, Objektivitas, Validas, Relabilitas, Efisiensi, dan Ta’abbudiyah dan Ikhlas.

Daftar Pustaka

Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Purwanto, Ngalim. 1990. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.             Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Wiyani, Novan Ardi dan Barnawi. 2012. Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokotomik-Holistik. Jogjakarta: Ar-Ruzz   Media


[1] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 307
[2] Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 3
[3] Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokotomik-Holistik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 227-228
[4] Ibid., hlm. 229
[5] Ibid., hlm. 230-231
[6] Abuddin Nata, Op. Cit., hlm. 309-310
[7] Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Op. Cit., hlm. 232-233
[8] Ngalim Purwanto, Op. Cit., hlm. 6-7
[9] Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Op. Cit., hlm. 233-234
[10] Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Op. Cit., hlm. 235-234
[11] Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Op. Cit., hlm. 239-242
[12] Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Op. Cit., hlm. 244-247

2 comments:

  1. Monggo mampir di blog saya firdausdeni9.blogspot.co.id

    ReplyDelete
  2. Monggo mampir di blog saya firdausdeni9.blogspot.co.id

    ReplyDelete