Psikoterapi Dalam Islam
Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk yang
diciptakan lebih sempurna dari pada makhluk lain tentu juga masih memiliki
kekurangan dan kelemahan. Sebab Yang Maha Sempurna hanyalah Sang Pencipta.
Dalam menjalani kehidupan di dunia manusia tidak lepas dari berbagai masalah
yang muncul karena kekurangan dan kelemahan yang dimilikinya itu. Masalah yang
muncul dapat berasal dari dalam diri maupun dari lingkungannya.
Dalam dunia psikologi masalah yang
muncul tersebut dikenal sebagai gangguan atau penyakit, ada yang disebut dengan
penyakit fisik adapula penyakit hati atau penyakit jiwa. Namun semua penyakit
pasti ada obatnya, hal ini telah dijamin oleh Allah dalam firmanNya. Penyakit
fisik dapat disembuhkan dengan berbagai jenis obat baik tradisional maupun obat
modern dalam bentuk kapsul dan lain sebagainya. Sedangkan untuk pengobatan
penyakit jiwa dapat dilakukan melalui terapi yang dalam dunia psikologi disenut
dengan psikoterapi.
Pada kenyataannya teknik psikoterapi
sendiri cukup beragam dan hal ini tidak terlepas dari konsep teori psikologi
mana yang menjadi landasannya. Di dalam makalah ini penulis mencoba untuk
menelaah lebih dalam mengenai psikoterapi yang berwawasan Islam, namun tentu
saja sebelum menguraikan pembahasan mengenai psikoterapi yang berwawasan Islam
kita harus terlebih dahulu membahas mengenai pengertian psikoterapi yang
berwawasan Islam sesuai dalam Al-Qur’an.
A.
Pengertian Psikoterapi Islam
Psikoterapi (psychotherapy) adalah
pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan
psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya dengan
cara memodifikasi perilaku, pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut
mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya (Mujib, 2002).[1]
Psikoterapi juga bisa dikatakan sebagai
teknik pemberian bantuan kepada seorang individu untuk berusaha merubah pola
hidup yang tidak membahagiakan dengan mengembangkan perasaan yang lebih
memuaskan dirinya dan berada dalam harmonisasi hubungan dengan masyarakat
sekitar.[2]
Menurut Adz-Dzakey (2008), mengemukakan
bahwa pengertian psikoterapi islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan
dengan melalui bimbingan al-Quran dan As-Sunnah Nabi Muhammad s.a.w. atau
secara empirik adalah melalui bimbingan dan pengajaran Allah,
Malikat-Malaikat-Nya, Rasul-Nya. H. Fuad Anshori juga mengemukakan psikoterapi
islam adalah upaya penyembuhan jiwa (nafs) manusia secara rohaniyyah yang
didasarkan pada tuntutan al-Quran dan al-Hadis, dengan metode anlisi esensial
empiris serta ma’rifat terhadap segala yang tampak pada manusia.[3]
Menurut Carl Jung, psikoterapi telah
melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi merupakan suatu metode perawatan
orang sakit. Psikoterapi kini juga digunakan untuk orang sehat atau pada mereka
yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya menyiksa kita
semua. Menurut pendapat Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk
fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan), dan
konstruktif (pemeliharan dan pengembangan jiwa yang sehat).
Psikoterapi sangat berguna untuk:
-
Membantu penderita dalam memahami dirinya, mengetahui sumber-sumber
psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri, memberi perspektif masa depan
yang lebih cerah.
-
Membantu penderita mendiagnosis bentuk-bentuk psikopatologi, dan
-
Membantu penderita menentukan langkah-langkah praktis dan pelaksanaan
pengobatannya.[4]
B.
Macam-macam Bentuk dan Teknik Psikoterapi
Konsep-konsep dalam dunia Tasawuf dan
praktek-praktek dalam tradisi tarekat merupakan sumber yang sangat kaya bagi
pengembangan terapi yang berwawasan Islam, khususnya untuk proses dan teknik
terapi.
Dalam dunia tasawuf ada beberapa tahap
dalam proses pembinaan akhlak manusia yang dapat dijadikan sebagai model yang
sangat baik bagi proses psikoterapi.
1.
Tahap Takhalli
Tujuan
dari tahap ini adalah agar seorang muslim dapat mengenali, menguasai, dan
membersihkan diri. Untuk itu ada beberapa teknik yang digunakan.
a.
Teknik pengenalan diri
Dalam hal ini, teknik yang bisa ditempuh
untuk pengenalan diri adalah metode introspeksi (mawas diri), yaitu senantiasa
melihat ke dalam diri sendiri. Fokus perhatiannya adalah pada timbulnya
penyakit-penyakit hati. Kalau tanpa bantuan orang lain (guru/terapis) memang
ini bukan hal yang mudah. Halangan utamanya adalah adanya mekanisme pertahanan
diri (defence mechanism).
b.
Teknik pengembangan kontrol diri
Teknik ini sangat penting bagi orang-orang
yang mengalami masalah psikologis kesulitan untuk mengendalikan (nafsu) diri.
Tetapi mengingat bahwa sebenarnya nafsu-nafsu itu bermanfaat bagi kehidupan
manusia, maka yang dilakukan bukanlah menghilangkan nafsu-nafsu tersebut,
melainkan menumbuhkan kontrol diri yang tangguh.
Dalam hal ini teknik yang bisa digunakan
adalah puasa. Salah satu efek positif puasa secara fisik dan psikologis di
antaranya adalah untuk mengontrol hawa nafsu (secara umum). Untuk tujuan
terapi, puasa yang berarti pengendalian diri dapat diterapkan untuk
mengembangkan kontrol diri terhadap suatu jenis nafsu tertentu.
c.
Teknik-teknik pembersihan diri
Salah satu tujuan dari tahap takhalli ini
adalah penyembuhan berbagai bentuk gangguan mental. Karena ada asumsi bahwa
gangguan-gangguan ini berkaitan dengan penyakit hati, akhlak yang buruk dan
dominasi hawa nafsu di dalam kalbu manusia, maka kalbu tersebut perlu
dibersihkan. Cara yang dapat diterapkan antara lain:
1)
Teknik Dzikrullah (mengingat Allah), yakni dengan menyebut nama
Allah atau mengucapkan berkali-kali kalimat tertentu, ternyata merupakan metode
yang sangat potensial pada tahap takhalli secara keseluruhan.
2)
Teknik membaca (menderas al-Qur’an), al-Qur’an merupakan obat bagi
penyakit-penyakit hati. Oleh karena itu, menderas al-Qur’an dapat dijadikan
sebagai teknik membersihkan diri.
3)
Teknik penyangkalan diri, teknik ini bertujuan untuk menghilangkan
egoisme atau rasa ke-aku-an, atau penyakit hati yang berkaitan dengan diri
sendiri.
2.
Tahap Tahalli (Pengembangan)
Tahap
ini bertujuan menumbukan sifat-sifat terpuji pada diri seseorang baik terhadap
diri sendiri, orang lain, alam dan lingkungan, maupun terhadap Tuhan.
Ada
beberapa teknik yang bisa diterapkan pada tahap tahap tahalli, antara lain:
a.
Teknik Internalisasi Asma’ul Husna
Nama-nama Allah yang baik (Asmaul Husna)
dapat dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan sifat-sifat yang baik dalam
diri seseorang dengan cara menginternalisasi sifat-sifat yang tercermin dalam
Asma’ul Husna tersebut.
b.
Teknik Teladan Rasul
Bagi umat Islam meneladani (akhlak) Rasulullah
adalah suatu keharusan. Tetapi ajaran meneladani Rasul seringkali umat Islam
hanya berhenti sebatas konsep. Oleh karena itu, dalam konteks terapi Islam
tahap lanjut, meneladani sifat Rasul perlu dilaksanakan secara terprogram.
c.
Teknik Pengembangan Hablumminannas
Fokus utama dalam tahap tahalli adalah
menjalin hubungan dengan sesama manusia, yang dilandasi dengan sifat Allah dan
akhlak Rasul. Namun demikian landasan yang baik dalam praktek belum tentu
sesuai. Oleh karena itu perlu dikembangkan teknik-teknik komunikasi yang
menurut Jalaluddin Rahmat (1994), ada lima prinsip berkomunikasi dalam
al-Qur’an. Pertama, berbicara dengan perkataan yang benar. Kedua, berbicara
dengan perkataan yang menyentuh hati. Ketiga, berbicara dengan perkataan
yang menyenangkan. Keempat, berbicara dengan perkataan yang sopan. Dan kelima,
berbicara dengan perkataan yang bermutu.
3.
Tahap Tajalli
Tahap
tajalli adalah peningkatan hubungan dengan Allah. Hubunga yang semula
yang semula hanya sebatas pada kegiatan-kegiatan ritual semata, perlu
ditingkatkan pada hubungan “keakraban”, keterdekatan, bahkan hubungan yang
penuh rasa cinta.
Hubungan
tersebut tidak hanya berhenti pada pengalaman pribadi semata, tetapi perlu
dimanifestasikan keluar, yaitu dengan menjalankan fungsi kekhalifahan,
memakmurkan kehidupan di bumi.
Tahap-tahap yang telah disampaikan di atas
bukan suatu hal yang terpisah secara jelas. Keterkaitan antara satu tahap
dengan yang lain sangat erat. Bisa juga dikatakan bahwa tahap-tahap tersebut
adalah suatu proses yang melingkar. Artinya secara teoritis seseorang pada
tingkat nafs tertentu membutuhkan ketiga tahap terapi untuk dapat meningkat
pada tingkat nafs yang lebih tinggi. Demikian seterusnya. Dengan demikian
proses tersebut terus berjalan dan senantiasa dinamis.[5]
Simpulan
Psikoterapi (psychotherapy) adalah
pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan
psikis melalui metode psikologis. Psikoterapi juga bisa dikatakan sebagai
teknik pemberian bantuan kepada seorang individu untuk berusaha merubah pola
hidup yang tidak membahagiakan dengan mengembangkan perasaan yang lebih
memuaskan dirinya dan berada dalam harmonisasi hubungan dengan masyarakat
sekitar.
Konsep-konsep dalam dunia Tasawuf
dan praktek-praktek dalam tradisi tarekat merupakan sumber yang sangat kaya
bagi pengembangan terapi yang berwawasan Islam, khususnya untuk proses dan
teknik terapi.
Daftar Pustaka
Subandi,
M.A. 2013. Psikologi Agama dan Kesehatan Mental. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Media File:
Rohmah, Noer.
2013. Pengantar Psikologi Agama. Yogyakarta: Penerbit Teras
[1] http://iswandirection.blogspot.co.id/2012/12/psikoterapi-islam_30.html
[3] http://iswandirection.blogspot.co.id/2012/12/psikoterapi-islam_30.html
[4] http://gudangmaterikuliah.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-bentuk-dan-tehnik.html
[5] M.A. Subandi, Psikologi
Agama dan Kesehatan Mental, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 158-165
👍👍👍👍
ReplyDeleteko gitu
ReplyDeleteMy blog